3 Alasan Kita Belum Sesukses Yang Kita Inginkan
Sudah merasa cukup
berambisi dan bekerja keras, namun masih merasa belum sampai di tempat yang
kita inginkan?
Jika cara meraih
kesuksesan itu dapat dimengerti dengan mudah, setiap orang akan berusaha keras
untuk meraih hal itu. Tetapi, seperti yang kita tahu, terkadang kerja keras dan
segala usaha kita berakhir sia-sia. Bisa saja hal ini disebabkan karena kita
belum beruntung, tapi menurut penelitian, terkecuali kasus ekstrim tertentu, sebenarnya.kitalah
yang membentuk keberuntungan kita sendiri. Lalu apa hal-hal lain selain
usaha keras kita yang juga membentuk kesuksesan tersebut?
Menurut para ahli, kerangka
berpikir yang tepat, adalah salah satu faktor yang berpengaruh setelah
inspirasi dan usaha-usaha yang kita lakukan. Lalu apa sajakah hal-hal yang
kurang tepat dan mempengaruhi kerangka berpikir kita?
1.
Kita belum mendefinisikan makna kesuksesan untuk diri
kita sendiri
Kita bisa berlari
sekencang-kencangnya, namun jika kita tidak punya bayangan tentang tujuan kita,
semua usaha ini menjadi sia-sia saja. Untuk membuat semua usaha-usaha kita
membuahkan hasil, kita harus memahami apa yang ingin kita raih, mungkin hal itu
bisa berupa tabungan dengan saldo yang besar, hidup yang dipenuhi
pengalaman-pengalaman yang tidak biasa, atau keluarga yang bahagia.
“Terkadang, kita
bahkan mulai mengusahakan hidup yang berbeda sama sekali dari hidup yang kita
rencanakan sebelumnya, demikian ujar Mike Iamele di Brazen Careerist. Dulu
mungkin kita ingin bekerja di kantor dengan gaji yang tinggi, gelar yang
prestisius, uang berlimpah. Namun bisa jadi kita kemudian malahan berpikir
untuk memulai sebuah bisnis, atau mengelilingi dunia. Pikirkan baik-baik
mengenai darimana tujuan-tujuan kita itu datang dan “kita mungkin sadar bahwa
kita tidak merasa sukses karena kita selama ini telah mengejar hal yang
keliru,” tulisnya. “Dan hanya kita yang dapat mendefinisikan apa kita sudah
mencapai kesuksesan atau belum, karena hanya kita yang mampu mengukur
keberhasilan kita sendiri.
Srinivas Rao
mengemukakan pendapatnya dalam Medium: “Jangan mengikuti arahan dalam peta yang orang lain
gambarkan untukmu, tetapi pilihlah arah sesuai kompas internalmu. “Jika
kita telah mengikuti arahan orang lain dalam waktu yang lama, kita bahkan tidak
menyadari bahwa kita hanya berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuatkan
orang lain,” tulisnya. “Kita berhenti mempertanyakannya. Biasanya jalan
tersebut memberikan kenyamanan, kemudahan, dan menjanjikan keberhasilan.”
Tetapi menggunakan rencana orang lain dalam hidup kita dapat berakibat buruk.
Rao menyimpulkan, “Jika menggunakan rencana orang lain, kemungkinan terbaiknya
adalah kita dapat melakukan hal yang terbukti telah berhasil sebelumnya. Namun
jika tidak, kita gagal dan hanya menjadi tiruan dari orang lain.”
2.
Kita menempatkan diri di tempat yang keliru
Kita semua mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Iamele menekankan bahwa kita akan bisa terus
berkembang jika kita menempatkan diri di situasi yang memungkinkan kita untuk
mengembangkan kelebihan kita dan meminimalisir kekurangan kita. Sebagai contoh,
seseorang yang buta nada tidak akan menang dalam kontes menyanyi, dan seorang
inovator yang berantakan tidak akan berhasil melakoni peran administratif yang
membutuhkan ketelitian tinggi.
“Saya mempunyai
seorang teman yang menjadi resepsionis selama beberapa tahun dan dia membenci
pekerjaannya tersebut. Dia selalu aktif di media sosial dan gemar mendesain
brosur untuk perusahaannya. Akhirnya, dia memberanikan diri untuk berhenti dari
pekerjaannya. Dalam beberapa bulan, tanpa training formal apapun, dia menjadi
salah satu desainer grafis ternama di daerahnya. Dia mengisi hari-harinya
dengan membahas strategi media sosial, mendesain gambar, dan mengatur waktunya
sendiri”, demikian cerita Iamele. Selanjutnya dia menekankan, “kita tidak akan
sukses jika kita secara terus menerus melakukan pekerjaan yang tidak memuaskan
kita atau terlibat dalam hubungan yang melelahkan yang tidak mendukung
kelebihan kita.”
3. Kita
terlalu fokus untuk membahagiakan orang lain
Kebaikan itu
adalah hal yang menakjubkan. Hidup melayani orang lain dapat menjadikan hidup
kita terasa penuh arti. Tetapi itu bukan berarti kesuksesan itu sama dengan
membahagiakan orang lain setiap waktu. Kesuksesan juga berarti mengatur agenda
hidup kita sendiri dan belajar untuk menolak ketika diperlukan.
Bukannya
mengajak untuk menjadi pribadi yang kontradiktif dan susah diatur, namun Iamele
menjelaskan, “Tidak setuju dengan pendapat orang lain – walaupun mereka teman,
pasangan, orang tua, atau bahkan atasan kita – adalah tanda kita mencoba untuk
semakin menjadi diri kita sendiri. Dan ketika kita semakin kuat mengedepankan
berbagai prioritas kita, kita akan semakin dapat hidup yang benar-benar sesuai
kemauan kita – bukan sesuai kemauan orang lain untuk kita.
Apakah kita
melakukan kesalahan-kesalahan ini?
Dikutip dari http://www.inc.com/jessica-stillman/3-reasons-you-re-not-as-successful-as-you-want-to-be.html
dengan perubahan
0 comments:
Post a Comment