5 Skill Wajib Desainer Grafis Selain Mendesain
Pemilihan profesi sebagai desainer grafis membutuhkan kemauan yang tinggi dan tidak pernah habis untuk mempelajari banyak hal. Haruskah seperti itu?
Untuk menjadi desainer grafis yang sukses, Anda harus tangguh dulu sebagai pribadi profesional. Setelah menguasai beragam teori dan teknik soal desain, ada baiknya Anda tidak berhenti di sana. Sukses tidak hanya membutuhkan teknik mendesain yang ciamik, tetapi juga penguasaan kemampuan lain yang apik.
Simaklah sekumpulan kemampuan yang akan Anda butuhkan untuk mengarungi lautan kehidupan sebagai desainer profesional berikut ini:
1. Akuntansi
Mungkin tidak semua desainer berminat memiliki ilmu dasar akuntasi, padahal pekerjaan mendesain itu erat sekali hubungannya dengan hitung-menghintung. Faktanya, akuntansi memang sangat berguna bagi desainer atau studio desain untuk melacak sekaligus merekam transaksi jual-beli, hutang klien, kewajiban pajak, atau menghindari macetnya cash flow. Agar lebih praktis, ada baiknya Anda membuat sistem pengeluaran dan pemasukan sendiri dengan bantuan software tertentu. Jalan terakhir yang mungkin bisa Anda manfaatkan adalah meminta bantuan firma akuntan independen.
Semoga saja Anda bukan orang kreatif yang memilih menjadi desainer karena takut atau malas bersua dengan matematika dan akuntansi.
2. Hubungan dengan Klien
Banyak desainer grafis yang percaya bahwa pertemuan mereka dengan kliennya semata-mata karena dan untuk sebuah proyek; klien yang cocok akan bertahan, yang tidak akan pergi begitu saja. Namun, pemikiran seperti ini ternyata dapat menjadi benalu bagi masa depan Anda sendiri.
Kalau Anda lebih ramah dalam berinteraksi dengan klien sembari menyediakan kualitas prima dalam pelayanan, klien cenderung akan kembali pada Anda. Anda pun akan lebih sering direkomendasikan pada orang lain secara sukarela. Hal itu kerap dilakukan oleh klien yang puas akan kinerja Anda.
Biasanya, studio desain memiliki seseorang dengan jabatan khusus sebagai 'jembatan' antara klien dengan desainer di studio tersebut. Apabila Anda seorang desainer lepas, maka tugas itu sebaiknya Anda emban sendiri.
Pada dasarnya, mengetahui kebutuhan dan tujuan klien itu sangat esensial. Cara terbaik untuk menjaga hubungan dengan klien adalah dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan juga selengkap-lengkapnya di awal proyek sekaligus menjaga komunikasi tetap mengalir dan terbuka sampai proyek usai.
3. Wirausaha
Adalah sebuah hal yang lumrah apabila wirausahawan memiliki inovasi dan ide yang lebih cemerlang dari orang lain. Anugerah seperti ini, paling tidak, bisa membuat sebuah bisnis tetap bernafas meskipun terhimpit ketatnya persaingan di pasar. Belum lagi ketika harus berhadapan dengan beragam kompetitor yang buasnya tak terprediksi. Tak heran, dunia wirausaha membutuhkan kelihaian mengolah inovasi dan ide untuk menguasai situasi pasar dan pesaing.
Nah, pemikiran yang tidak dangkal tentang sebuah industri seperti milik wirausahawan inilah yang juga dibutuhkan desainer.
4. Pemasaran
Promosi bertujuan mengenalkan Anda pada khalayak. Dari sana, probabilitas pertemuan Anda dengan calon klien baru tentu cukup tinggi. Untuk itu, strategi pemasaran Anda harus tokcer agar calon klien Anda tergerak mengeluarkan uangnya demi ide yang Anda jual.
Media sosial sekarang sudah menjadi sasaran empuk pemasaran jasa desain grafis. Platform populer semacam Twitter, Facebook, atau Pinterest bisa menjadi panggung Anda menunjukkan eksistensi di industri ini. Tetapi media sosial tidak hanya menyediakan kesempatan bagi Anda untuk berpromosi. Anda juga dapat unjuk gigi dengan memamerkan portofolio online.
Semua 'alat' tersebut tentu saja sudah siap digunakan untuk 'berperang', sekarang tinggal bagaimana Anda memanfaatkannya saja.
5. Manajemen Proyek
Ketangguhan seorang desainer terkadang diuji saat menerima beberapa proyek dari bermacam-macam klien dalam tempo yang hampir bersamaan. Tak heran, Anda juga harus menyelesaikan proyek sembari berpacu dengan deadline. Memahami ilmu manajemen proyek sekiranya bisa membantu Anda melewati momen pelik tersebut.
Manajemen proyek sendiri sebenarnya adalah sebuah disiplin keilmuan, tetapi dapat membentuk pola kebiasaan Anda dalam bekerja menjadi lebih baik. Membuat alur kerja yang stabil dengan mengacu pada skala prioritas adalah salah satu penerapan project management yang tepat. Dengan manajemen proyek, Anda bisa bekerja maksimal secara otomatis tanpa harus diperintah oleh bos atau atasan Anda terlebih dulu.
Mengapa Anda butuh mengatur proyek yang Anda terima? Semakin sukses Anda, maka semakin padat jadwal Anda, makanya Anda harus hidup sangat terorganisir.
"Creativity and design skills are only half the battle.” - Lance Padgett, Formstack designer.
Image credit: plansofhope.files.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment