a

Tuesday, April 8, 2014

6 Jalan Menghindari Cash Flow yang Mampet



http://www.freshbooks.com/blog/wp-content/uploads/2014/02/Cash-flow-main.png


Faktanya, satu dari empat bisnis bangkrut sebelum tahun kelima gara-gara cash flow mereka macet. Tidak mau seperti mereka, kan?

Agar bisnis Anda bisa terus bernafas, tentu aliran uang atau cash flow yang Anda putar harus terus lancar. Mari perdalam pemahaman kita tentang cash flow, apa saja penghambatnya, dan solusi apa yang pas untuk melawannya.


Apa itu Cash Flow?

Cash flow adalah aliran uang masuk dan keluar dalam neraca bisnis Anda. Biasanya dihitung dalam skala tertentu, bisa bulanan, triwulan, atau tahunan.


Apa Saja Penghambat Cash Flow?


1. Pembukuan yang Kacau

Banyak pelaku bisnis yang mengesampingkan pembukuan karena mereka terlalu sibuk mengurusi hal-hal lain dalam bisnisnya.

Berhati-hatilah, jika pembukuan Anda kacau, masalah besar sudah siap menghadang Anda nanti.

Misalnya, ketika penghasilan Anda sudah lumayan namun secara tiba-tiba Anda dinyatakan mengalami defisit. Bisa jadi sistem invoice atau sistem pembayaran klien Anda yang bermasalah, entah belum karena belum dibayarkan atau dipakai untuk keperluan yang tidak tercatat.

Hal yang paling sering dilakukan dan paling masuk akal adalah dengan menerapkan sistem akuntansi secara maksimal dan melakukan pengawasan yang ketat dan pembaruan secara berkala.


2. Bad Debts

Bad Debts adalah sejumlah hutang yang tidak bisa dibayar oleh pelanggan. Hal ini bisa melumpuhkan bisnis baru dan bisa dengan mudah terjadi ketika sistem kontrol kredit tidak bekerja dengan baik. Sistem kontrol kredit adalah proses dimana sebuah badan usaha menagih hutang pada konsumennya. Sistem ini hendaknya Anda prioritaskan ketika Anda memulai bisnis baru.

Jika pembukuan Anda bagus, membuat sistem kontrol kredit akan sangat berguna. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bad debts, ada baiknya memberikan cek kredit pada klien Anda sebelum menawarkan kredit pada mereka. Kalau Anda tau klien Anda memiliki rekor kredit yang jelek (tetapi Anda masih ingin bekerjasama dengannya), Anda bisa meminta pembayaran dengan porsi lebih besar di awal atau meminta invoice yang bisa mereka bayar ketika pekerjaan Anda sudah selesai.


3. Keluar dari Persetujuan Kredit 

Kalau kredit klien Anda macet, cash flow negatif akan terus tumbuh dan memperburuk neraca keuangan Anda. Contohnya, kalau klien Anda punya waktu 30 hari untuk membayar namun supplier Anda ingin dibayar dalam waktu 14 hari, maka masalah cash flow akan muncul.

Solusi terbaik dalam situasi tersebut adalah dengan menegosiasikan ulang perjanjian antara klien dan supplier Anda. Kalaupun hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena Anda sudah terlanjur membuat perjanjian, maka ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

Factoring: Hal ini terjadi ketika institusi finansial memberikan Anda dana bisnis singkat yang didasarkan pada jumlah invoice yang sudah Anda buat sebelumnya.
Early settlement discounts: Anda bisa menawarkan diskon pembayaran di awal untuk dapat mendorong klien Anda membayar invoice Anda sesegera mungkin. Diskon biasanya berkisar 2-3% dari total nilai invoice.


4. Masalah Profit

Kurangnya laba sudah pasti akan menyebabkan bisnis Anda kekurangan dana. Lamanya sebuah bisnis kehabisan ‘bensinnya’ ini bergantung pada beberapa faktor, namun tak ada bisnis yang tahan hidup tanpa kucuran dana. Contohnya, sebuah bisnis masih bisa bertahan ketika memiliki cadangan dana yang didapat dari keuntungan yang lalu atau pinjaman dari bank. Di sisi lain, ada juga bisnis yang terus menerus rugi hingga menguras dana simpanan dan akhirnya gulung tikar.

Seumpama bisnis Anda kekurangan dana, carilah penyebab dari kerugian dan atasi secepatnya. Solusi yang paling memungkinkan adalah dengan menaikkan harga barang atau jasa, meningkatkan penjualan, atau mengontrol pengeluaran dengan lebih ketat.


5. Meramal Cash Flow

Mengetahui perkiraan cash flow kedepannya sangat penting bagi bisnis baru. Inilah tugas akuntan Anda. Dengan perkiraan cash flow yang akurat, Anda akan bisa memprediksi kapan Anda akan mengalami defisit atau surplus. Anda juga bisa mendapatkan ide-ide baru terkait berapa dana yang Anda butuhkan untuk tetap survive ke kedepannya.

Anda bisa mendapat pandangan baru yang bisa diterapkan pada bisnis Anda dengan cara membandingkan neraca keuangan Anda, lalu mencari jalan keluarnya. Misalnya, jika Anda mengetahui bahwa tagihan listrik Anda naik dua kali lipat, efisiensi energilah jalan yang harus Anda tempuh. Lalu jika biaya telepon Anda membengkak, mengganti provider bisa membantu menyeimbangkan kembali neraca keuangan Anda.

Meramal cash flow dapat menjembatani Anda pada keputusan tepat, seperti kapan harus belanja besar-besaran atau haruskah mengeurangi pengeluaran.


6. Berkembang Terlalu Cepat

Tentu saja semua pebisnis ingin bisnisnya berkembang, tetapi jika bisnis Anda berkembang terlalu cepat, masalah cash flow siap menghantui. Misalnya, ketika Anda menjalankan bisnis berbasis IT, kemudian ada perusahaan besar yang siap menggandeng Anda dalam 12 bulan. Untuk menyelesaikan permintaannya tepat waktu, Anda membutuhkan tambahan pegawai baru. Anda segera mencari pegawai baru namun ketika waktunya untuk menggaji mereka tiba, Anda belum siap karena belum mendapat pembayaran dari klien Anda.

Nah, dalam masalah tersebut, Anda bisa mengajukan kredit dari bank. Biasanya, bank lebih terbuka pada bisnis baru yang berkembang dan terlihat dari draft kontraknya. Ketika klien Anda sudah membayar atau mulai mencicil, Anda bisa membayar hutang Anda, yang artinya Anda hanya harus membayar bunga dari bank hingga pembayaran dari klien Anda lunas.


Bisnis yang baru berjalan seringkali mengalami satu atau lebih dari masalah cash flow diatas. Selalu cermati kasus yang dihadapi sembari mencari atau mengembangkan solusi untuk mengatasinya akan sangat membantu dan membuat bisnis Anda panjang umur.


Disadur dari: 
www.freshbooks.com
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger