Peran Desainer untuk Social Awareness
Apa kontribusi desainer untuk dunia? Banyak! Salah satunya dengan meningkatkan 'social awareness' pada sesama.
Akhir-akhir ini, banyak sekali problematika yang terjadi di lingkungan kita, mulai dari kekerasan fisik hingga pelecehan seksual.
Untunglah, desainer bukan makhluk yang antipati, apalagi anti-sosial. Minimal, predikat seperti itu tidak layak disandang oleh SaintHoax. Kepekaan desainer anonim yang berbasis di Timur Tengah ini terhadap isu-isu sosial layak diapresiasi.
Uniknya, SaintHoax selalu melibatkan tokoh dari Disney untuk menjadi 'bintang iklan' dari setiap kampanyenya. Selain untuk lebih memfamiliarkan kasus ini pada anak-anak dan remaja, bisa jadi SaintHoax juga ingin menyadarkan mereka bahwa hidup tak selalu seindah milik putri dari negeri dongeng.
"Dengan menggambarkan karakter putri dari Disney sebagai (obyek utama) korban, saya berusaha memperingatkan bahwasannya tidak ada perempuan yang aman dari pelecehan emosi, fisik, dan seksual," tutur SaintHoax pada Huffington Post.
Berikut beberapa proyek yang sudah berhasil ia inisiasi tentang isu sosial:
1. Happy Never After dan Prince Charmless
Maraknya kekerasan dan penganiayaan oleh lawan jenis yang berada di dalam maupun di luar lingkar sosial kita, membuat kita - mau tidak mau - harus selalu waspada. Mengingat pada umumnya perempuan sering menjadi korban, maka SaintHoax memilih "Happy Never After" sebagai titel proyek ini sekaligus menjadi antitesis dari dongeng yang seringkali berakhir bahagia (happily ever after).
Namun, berdasarkan fakta di lapangan, tak sedikit juga kasus yang memposisikan laki-laki sebagai pihak teraniaya. Alhasil, SaintHoax juga meluncurkan proyek serupa dengan sudut pandang berbeda, berjudul Prince Charmless.
Poster berseri yang telah digembor-gemborkan melalui media sosial ini bertujuan agar para korban melaporkan para pelaku, sekaligus bentuk kekerasan yang dialaminya, pada pihak berwajib.
2. The Royal Misfits
Saat SaintHoax mendengar sebuah kabar yang mengejutkan tentang seorang anak berumur lima tahun yang telah didiagnosa mengidap Anoreksia, batinnya bergolak.
Bagaimana mungkin anak-anak di zaman sekarang sudah begitu menderita karena membiarkan dirinya kelaparan padahal sebenarnya mereka tidak mengalami masalah ekonomi?
Ya, penyakit yang umumnya menyerang remaja putri karena merasa tubuhnya jauh dari ideal ini telah merajalela karena pola pikir masyarakat yang salah. Stereotip perempuan yang sempurna adalah yang langsing dan cenderung kurus sudah menjadi trauma yang terlalu berlebihan. Karena takut gemuk, penderita Anoreksia rela melakukan apa saja agar bisa kurus, seperti menghindari makan, berolahraga berlebihan, hingga mengonsumsi laksatif untuk mendorong keluarnya sisa makanan. Meskipun sudah terlampau kurus, penderita Anoreksia akut akan terus melakukan hal tersebut sehingga rentan terserang penyakit, bahkan bisa saja meninggal dunia.
3. Princest Diaries
Ide pembuatan proyek ini bermula saat SaintHoax mendengar bahwa sahabatnya pernah diperkosa oleh ayah kandungnya sendiri saat berumur tujuh tahun. Apalagi setelah ia mengetahui bahwa 46% dari kasus pemerkosaan dilakukan oleh keluarga korban sendiri, maka semakin bulat saja tekadnya untuk membuat poster kampanye anti pelecehan seksual yang mungkin bagi sebagian orang kurang sopan ini.
Sama seperti proyek Happy Never After, lewat proyek ini SaintHoax ingin setiap pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota keluarga, yang seharusnya melindungi dan menyayangi sepenuh hati ini, dilaporkan pada pihak berwajib untuk kemudian diberi hukuman yang setimpal.
Sebagai seorang desainer, apa saja hal positif yang sudah Anda lakukan untuk lingkungan sekitar?
0 comments:
Post a Comment