6 Blunder Ketika Mendesain Logo
Sebagai klien, jangan sampai salah menjatuhkan pilihan pada desainer yang masih sering terjebak dalam hal-hal konyol ketika mendesain logo.
Sebagai desainer, hindarilah kekhilafan umum berikut ketika mendesain logo:
1. Membuat Logo di Photoshop (Atau aplikasi berbasis Raster Graphics)
Ini adalah kesalahan paling fatal dalam mebuat logo. Sebuah logo harus selalu tampil dalam kualitas prima dari sisi apapun. Selalu pilih vector diatas pixels. Jangan pernah melakukannya, meskipun untuk tujuan senang-senang atau latihan!
2. Ikut-Ikutan Desain yang Lagi Musim
Tiap musim berganti, tren desain juga begitu. Selalu pertanyakan hal ini ketika mau ikut-ikutan desain yang lagi mainstream: "apakah desain seperti ini akan bertahan lama?"
Membuat logo baru itu seperti memilih seragam yang pantas; harus menjadi investasi jangka panjang.
Memang sih, mengikuti tren desain yang lagi musim bisa jadi jalan yang paling efektif. Akui saja, seringkali lubuk hati Anda pun ikut menyayangkan sikap Anda ketika tidak turut meramaikan tren tersebut. Tetapi hati-hati, ini bisa membuat Anda lebih malas dan kurang kreatif, yang notabene sebagai momok utama desainer. Intinya, Anda boleh mengangkat tren tertentu sebagai inspirasi, tapi jangan sampai kehilangan jati diri Anda sendiri.
Mengapa Anda tidak seharusnya mengikuti tren desain? Ini alasannya.
3. Salah Pakai Font
Tak kalah berbahayanya, font yang keliru dalam sebuah logo bisa berakibat pada lenyapnya estetika dan arti dari sebuah logo. Dalam memilih font, tahan dulu ego Anda. Ini bukan masalah memilih “mana font yang paling baik?” tetapi lebih ke “mana jenis font dan tema yang paling tepat?”.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan apa yang ingin disampaikan lewat font tersebut, bukan dengan kata-kata, tetapi dengan indra perasa.
Salah satu contoh desain logo paling keren saat ini dipegang oleh FedEx, coba lihat cara mereka memanfaatkan celah kecil untuk membentuk busur panah, menandakan kecepatan dan ketepatan.
4. Meniru Brand yang Lebih Terkenal
Sangat tidak keren.
Jika memang Anda melakukannya, coba Anda jawab sendiri pertanyaan ini, "apakah Anda seorang desainer?"
Anda seharusnya tidak akan pernah ingin dilabeli desainer yang miskin kreativitas dan malas. Produk klien Anda akan dicap hanya menunggangi kesuksesan produk lain. Selalu lakukan riset dan menjadi orisinil, klien Anda akan sangat berterima kasih dan lebih percaya pada Anda, selain itu Anda akan terhindar dari tuduhan plagiarisme atau pencurian ide.
Kayaknya kenal nih.. |
5. Ruwet
Lagi, batasi diri Anda, cobalah untuk menyelesaikan suatu hal dengan usaha yang paling minim. Usahakan untuk tidak usah memamerkan semua skill Anda, agar hasil akhirnya nanti tidak terlalu rumit.
Beberapa desain logo memang terlihat apik dengan paduan beragam jenis font, komposisi elemen, dan warna. Biasanya poin-poin diatas lebih merujuk pada logo vintage atau modern-vintage, seperti pada emblem, badge, dan lain-lain. Sayangnya, tidak semua logo bisa seperti itu.
Kuncinya ada di kesederhanaan, yang meliputi:
• Instant Impact: orang-orang yang melihat logo Anda harus bisa menangkap apa yang dimaksud dalam logo tersebut dalam sekejap.
• High Memorability: logo harus bisa menancap pada pikiran yang melihatnya dalam pandangan pertama.
• Easy Reproduction: bisa diproduksi ulang dalam bermacam ukuran dan media, tanpa kehilangan esensinya.
Coba bandingkan logo dari Food & Wine Festival di EPICOT dan Newcastle berikut:
Got it?
6. Terlalu Jelas
Logo yang keren cuma menjurus, bukan malah menggambarkannya dengan jelas.
Sebagai latihan, cobalah mengupas esensi dari sebuah objek atau organisasi. Bisakah Anda mewakilkan image seekor beruang dengan sebuah kaki ataupun cakar?
Sebenarnya masih ada sedikit kontroversi tentang hal ini. Terkadang, menjadi frontal adalah cara yang paling pas untuk mengatasi masalah. Jika itu jalan yang Anda pilih, lebih baik diselaraskan dengan penggambaran identitas visual yang lebih kaya untuk menyajikan keseimbangan dan konteks yang lebih luas, atau mungkin bisa menjadi pembelaan bahwa “logo kami memang terlalu jelas, begitu juga dengan cara kerja kami”.
Masalah utama dalam hal ini adalah Anda tidak bisa berfikir out of the box, lebih malas dan gampang bosan dalam sentuhan akhirnya.
Sebagai tambahan, ada enam saran penting dalam mendesain logo dari Kerry Butters:
1. Kenali klien Anda.
2. Selami persona dari brand Anda luar-dalam.
3. Usahakan agar ide awal Anda disetujui oleh klien Anda dan jangan biarkan dia ‘menguasai’ Anda.
4. Keep It Simple.
5. Pastikan logo tersebut bisa diaplikasikan ke semua media.
6. Be memorable.
Referensi:
imjustcreative.com
sitepoint.com
0 comments:
Post a Comment