a

Tuesday, November 11, 2014

#KupasLogo: Transjakarta



logo baru transjakarta


Tepat di peringatan Hari Pahlawan 2014, Transjakarta meluncurkan logo terbarunya. Lebih indah dan fungsionalkah? Atau logo ini, pada akhirnya, cuma dijadikan 'pelengkap' di bodi armada bus terbaru?

Terlepas dari efektivitas armada Transjakarta mengurangi kepadatan kendaraan pribadi di jalan, sebenarnya ada masalah klise yang selayaknya menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta, yaitu logo dari Transjakarta. Sejak mulai mengarungi jalanan Ibukota tahun 2004 silam, tercatat sudah ada tiga perubahan logo dari moda transportasi massal ini. Berikut ulasannya satu persatu dari kami:


Generasi Pertama

logo lama transjakarta

Logo awal Transjakarta ini menampilkan Elang Bondol yang sedang terbang sambil membawa tiga buah Salak Condet. Dua elemen tersebut adalah ikon asli Kota Jakarta yang keberadaannya sekarang kian langka.

Menurut kami, ilustrasi dua ikon tersebut terlalu mendetail, sehingga akan menjadi masalah apabila logo tersebut dicetak dengan ukuran kecil. Dampaknya, logo tersebut tidak bisa tampak jelas.

Berpindah ke elemen tipografi. Ketebalan di setiap hurufnya tidak merata dan terkesan dikerjakan seadanya. Lalu, keberadaan garis bawah atau underline terlihat tidak konsisten dan seperti muncul akibat 'kecelakaan desain' alias secara tidak sengaja.

Dan yang paling parah, logo lama Transjakarta ini lebih mirip dengan bekas logo produsen kacang yang terlebih dahulu terkenal di Indonesia.

logo yang mirip


Generasi Kedua

logo kedua transjakarta

Pada tahun 2012, perubahan logo kembali dilakukan Transjakarta. Simbol burung Elang Bondol dan Salak Condet dihilangkan dan hanya dijadikan maskot Transjakarta. Sebagai gantinya, akronim dari Transjakarta (TJ) yang ditampilkan. Yang unik adalah filosofi gradien di logo tersebut, yang menggambarkan pelayanan Transjakarta sejak hari terang benderang hingga langit mulai gelap. Perubahan logo ini dimaksudkan agar semangat internal perusahaan terbarukan pula.

Logo kedua Transjakarta mengangkat konsep yang lebih simpel, namun logo tersebut tidak membentuk impresi apapun. Tidak ada kesan bahwa logo ini mengacu pada korporasi transportasi. Kasarnya, logo ini cuma menunjukkan huruf 'T' dan 'J'. Tidak lebih.

Selain itu, logo ini lebih susah diimplementasikan karena sifatnya vertikal. Imbasnya pun bisa kita rasakan secara langsung, yaitu tulisan 'Transjakarta' yang ukurannya terpaksa diperkecil.


Generasi Ketiga

logo baru transjakarta


Dan, inilah logo terbaru Transjakarta setelah 10 tahun menelusuri jalanan Ibukota. Logo ini didesain oleh Fakhri Azmi dan berhasil menyisihkan 2.250 peserta lainnya dalam sayembara logo yang diadakan oleh PT. Transportasi Jakarta.

Secara kasat, simbol Transjakarta berbentuk lingkaran berwarna biru tua bergradien dan ditemani oleh dua garis putih yang saling bersisipan. Sedangkan pada wordmark, gradien warna lebih ketara: kata 'trans' mengadaptasi warna biru muda dan kata 'jakarta' berwarna biru tua.

Menurut penuturan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Antonius N.S. Kosasih pada satuharapan.com, logo ini telah mewakili karakter Transjakarta yang 'baru', yaitu ramah, aman, bersemangat untuk melayani, siap berubah menuju kebaikan, dan menggambarkan jalur Busway yang teratur dan rapi.

Kesan ramah dari logo ini sebenarnya memang terlihat dari tidak adanya sudut dalam simbol, sayangnya garis tipis yang mengelilinginya tampak mengganggu. Alhasil, kesan ramah tadi jadi tidak tersampaikan secara utuh.

Pemilihan font Harabara pada wordmark tersebut juga patut disorot karena penggunaan font tersebut sudah terlalu berlebihan. Meskipun font seperti ini kerap memenangkan kontes desain dan menghiasi desain brosur, poster, hingga billboard, font ini tidak lantas membuat sebuah logo menjadi mewah. Karena terlalu sering dipakai itulah, keunikan dan 'derajat' sebuah merek jadi melorot tajam.

Selain itu, logo yang ideal itu selayaknya memiliki satu fokus saja. Di logo terbaru Transjakarta ini, ada dua titik fokus, yaitu simbol dan wordmark. Hal tersebut tentu sangat membingungkan orang-orang yang melihatnya, apalagi kedua elemen tersebut sama-sama lemah dan tidak ada elemen yang bisa mendominasi elemen lainnya.


Kesimpulan

Demi branding yang lebih kompleks dan bermanfaat, ada baiknya Pemprov DKI Jakarta mengomposisi logo yang berlaku bagi seluruh moda transportasi yang ada di wilayah Ibukota. Kita bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Pemerintah London lewat London Transport.

logo london transport

Seperti yang bisa kita lihat bersama, logo London Transport di atas hanya memiliki sebuah simbol yang dijadikan fokus, yaitu lingkaran dan garis yang menembus di tengahnya. Oleh sebab itu, pemilihan wordmark yang biasa saja tidak ada salahnya - justru lebih bagus seperti itu. Adanya perbedaan warna untuk setiap jenis transportasinya juga sangat menarik, apalagi warnanya juga halus dan tajam.


Lalu, bagaimana pendapat Anda tentang logo terbaru Transjakarta?


Sumber gambar:
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger