a

Friday, November 28, 2014

9 Klien Paling 'Menyeramkan'



Klien dan desainer adalah dua entitas yang tak bisa dipisahkan. Tapi ada kalanya simbiosis mutualisme di antara keduanya berubah menjadi malapetaka.

Dari banyak klien di dunia ini, pasti sesekali Anda akan menemukan klien yang membuat Anda merugi. Jika dilihat dari kacamata bisnis, tentu hal ini masih tergolong wajar. Tetapi kalau bisa dihindari terlebih dahulu, mengapa Anda harus mengalaminya?

Untuk mengurangi kemungkinan bekerja dengan klien yang menyeramkan, Anda bisa melakukan sedikit riset tentang siapa klien Anda tersebut dan mempercayai insting atau firasat Anda ketika ada gerak-gerik mencurigakan dari klien itu.

Apabila Anda penasaran siapa saja klien yang sekiranya perlu Anda hindari, silakan cermati pengamatan dari webdesignerdepot.com berikut ini:


1. The Reluctant Client (Klien yang Terpaksa)

adab dan tata cara menjadi klien

Pada dasarnya, klien ini belum paham betul manfaat dan guna desain bagi kepentingan bisnis maupun personalnya. Satu-satunya alasan terkuat mereka menghhubungi Anda adalah karena kebutuhan mereka yang memaksa, contohnya klien yang butuh logo bisnis sebagai syarat untuk menarik investor.

Maka dari itu, mereka terkesan malas berhubungan dengan Anda.

Karena berawal dari keterpaksaan, jangan heran apabila mereka sering meremehkan ide Anda, tidak kooperatif saat berkomunikasi, dan berantusias rendah dalam proses pengerjaan proyek mereka sendiri.


2. The False Client (Klien Pemberi Harapan Palsu)

tips menghadapi klien yang

Ada lagi klien yang punya kepercayaan diri yang terlampau tinggi, tetapi realisasi dan usahanya sendiri juga belum pasti.

Klien seperti ini cenderung memanfaatkan Anda, biasanya, untuk memenangkan lelang proyek (tender) dari perusahaan. Nantinya, klien ini akan melibatkan Anda dalam setiap langkah yang diambil untuk suksesnya proyek fiktif yang mereka bawa, mulai dari proses konsultasi hingga eksekusi akhir. Perjanjian pembayarannya pun belum jelas.

Biasanya mereka menyepakati untuk memberikan hak Anda saat proyek tersebut berhasil tembus.

Setelah Anda memberikan semua yang mereka minta namun proyek tersebut ternyata tidak memuaskan direksi perusahaan, habislah sudah harapan Anda menerima upah dan membina hubungan baik dengan klien ini.


3. The Hidden Client (Klien yang Tersembunyi)

macam dan jenis klien

The Hidden Client berakting layaknya makelar; ia hanyalah seseorang yang bertugas atau menugaskan diri untuk menjembatani Anda dengan klien yang sesungguhnya.

Pastikan Anda tahu siapa klien yang sebenarnya, karena klien bergelar 'the middleman' ini cenderung menyimpan beberapa misteri dari Anda, seperti nominal kontrak. Kalau Anda tidak sampai tuntas menyelidiki siapa 'dalang' asli yang mempekerjakan Anda, bersiaplah untuk bekerja lebih keras karena Anda seperti sedang bekerja bersama dua klien dalam sebuah proyek. Feedback dan revisi yang Anda terima pun belum tentu datang dari klien yang sesungguhnya, bisa-bisa klien asli dan makelar tadi memiliki pandangan yang berbeda dengan desain Anda.

Saat bekerja bersama seorang 'makelar' semacam ini, berhati-hatilah menerima dan mengeksekusi setiap keputusan dan saran, agar tidak ada pekerjaan Anda yang sia-sia.


4. The Helicopter (Klien Pemantau)

tips mencari klien

Sebagai seorang desainer grafis, bekerja dalam pantauan klien secara langsung memang hal yang wajar. Obrolan atau celetukan iseng yang asyik nan cair pun kadang timbul saat Anda bekerja di samping klien. Tetapi, keadaan bisa memburuk saat klien yang ada di sebelah Anda adalah The Helicopter.

Klien seperti ini seakan hidup dalam dua persepsi, antara terlalu antusias sampai-sampai tak sabar menunggu proyek yang Anda kerjakan rampung atau malah meragukan kemampuan Anda sebagai desainer. Tetapi, The Helicopter cenderung memosisikan diri sebagai antagonis yang suka meremehkan Anda.

Desainer grafis manapun tentu tak nyaman mendesain dalam situasi seperti ini. Di tengah keraguan klien ini terhadap Anda, mereka juga kerap mendikte cara Anda bekerja. Parahnya, saat desain akhir tidak sesuai harapan, mereka akan menyalahkan Anda karena tidak mampu menerjemahkan maksud mereka dengan baik.

Serba salah begini jadinya.


5. The Broke Client (Klien dengan Kantong Kosong)

cara menjadi klien yang baik

Pastikan Anda mendapatkan hak yang sesuai perjanjian di akhir proyek Anda, seburuk apapun kondisi keuangan yang diderita klien Anda. Anda bisa saja melibatkan nurani dan ingin memberikan keringanan pada klien, tetapi hal semacam ini hanya akan merusak derajat desainer di mata klien.

Kalimat "Anda akan dibayar kok, saat saya sudah punya uang nanti" adalah kalimat yang lazim keluar dari mulut klien ini. Secara kasat, The Broke Client mirip dengan The False Client, karena klien macam ini tidak memberikan gambaran hak yang jelas pada Anda. Bedanya, The Broke Client punya rencana untuk membayar jasa desain Anda, tetapi memang uangnya belum ada.

Jadi, sudahkah Anda bisa menebak kerumitan bekerjasama dengan The Broke Client?

Untuk menghindari kejadian yang tidak menyenangkan perihal pembayaran, berlakukan beberapa sistem pembayaran yang bisa disepakati bersama.


6. The Weasel (Klien yang Licik)

cara menipu klien

Klien seperti ini licik seperti rubah. Ia pun berusaha mencari siasat agar bisa membayar jasa Anda dengan lebih murah. Mereka sebenarnya mampu melunasi hak Anda, namun mereka ingin merasa hebat dengan bisa mempecundangi Anda.

Saat ada klien yang mencoba mengubah nominal kontrak yang sudah disepakati bersama, Anda punya hak untuk menentang sampai menghentikan jalannya proyek. Juga, lindungi desain Anda sebelum menerima pembayaran penuh sebelum Anda memakan akal-akalan The Weasel.


7. The Entrepreneur (Klien dari Kalangan Pengusaha)

modus untuk menipu desainer

Perlu Anda ketahui, tidak semua pelaku usaha mapan dan matang. Ada juga yang belum merdeka secara finansial dan ideologi, sehingga mereka berubah menjadi orang yang mengesalkan saat bekerjasama dengan Anda.

Yang paling sering terjadi adalah tertundanya pembayaran, ketidakjelasan karakter bisnis yang mereka jalani, dan proyek yang terlalu banyak dengan deadline yang mendesak.

Klien seperti ini perlu banyak bimbingan dari Anda, jadi bersabarlah apabila tidak ingin meninggalkannya.


8. The ‘Buddy’ (Klien yang 'Bersahabat)

menuntut hak dari klien

Jangan tertipu pada klien seperti ini, meskipun dari luar ia terlihat ramah. Sangat ramah, malah.

Modus The Buddy sangat rapi. Ia akan secepat mungkin memosisikan dirinya sebagai sahabat baru Anda; mereka bakal mentraktir Anda nongkrong di kafe, rajin menyapa di media sosial, hingga mengirimkan hadiah atau kado ke rumah di hari spesial Anda.

Mengapa mereka mau melakukan hal-hal di atas? The Buddy sebenarnya ialah tipe klien yang menyeramkan nan cerdik, karena mereka akan memainkan sisi emosional Anda. Dengan menerima perlakuan menyenangkan seperti itu, mereka berharap Anda akan mengurangi tarif jasa desain Anda.

Boleh-boleh saja apabila Anda menerima ajakan klien yang 'bersahabat' ini, tetapi jangan sampai sisi emosional Anda mempengaruhi kelangsungan bisnis Anda.


9. The Client from Hell (Klien 'dari Neraka')

klien harus dihindari

Klien ini adalah seseram-seramnya klien. Tak jarang, mereka juga mewarisi lebih dari satu sifat klien menyeramkan di atas. Perlakuan dan permintaan mereka bagaikan siksaan di Neraka, misalnya:
- Mengganti brief dan kontrak seenaknya sendiri;
- Diam-diam kabur ke desainer lain tanpa memberikan kabar apapun;
- Memajukan deadline secara konstan;
- Kabur dari kewajiban untuk membayar Anda, dan lain-lain.

Apabila Anda sudah mengendus indikasi klien Anda 'datang dari Neraka', segeralah hengkang dan menjauh darinya selagi bisa.


Sekarang, setelah Anda mengenali beragam klien yang menyeramkan, giliran Anda yang mengevaluasi diri sendiri. Barangkali, sikap klien yang mengesalkan di atas bagi Anda juga gara-gara Anda yang tidak tepat memosisikan diri sebagai desainer.

Nah, ketika Anda sudah memiliki klien yang membuat Anda nyaman dan kooperatif, bersyukurlah dan jangan sampai mereka lepas ke tangan desainer lain.

Apakah Anda punya pengalaman yang kurang menyenangkan dengan klien? Bagikan saja cerita Anda ke kami di kolom komentar.
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger