a

Tuesday, June 3, 2014

Mengutip Testimonial untuk Mendongkrak Bisnis



http://ak7.picdn.net/shutterstock/videos/5999546/preview/stock-footage-businessman-thumbs-up-shot-on-red-digital-cinema-camera-in-k-ultra-high-definition-uhd-so.jpg


Bisnis dan testimonial adalah dua hal tak terpisahkan. Testimonial yang menggugah calon klien tentu saja bisa mendatangkan ‘durian runtuh’ bagi Anda.

Ketika Anda baru saja menyelesaikan proyek atau hubungan bisnis dengan klien Anda dan mereka terlihat puas, rasanya susah sekali untuk menahan diri agar segera mendapatkan testimonial. Menerima respon positif dari klien atas jasa dan produk yang Anda tawarkan tentu sangat menyenangkan, reputasi Anda pun akan meningkat seiring tercantumnya testimonial tersebut pada website atau portofolio Anda.

Masalahnya, tak semua klien cakap dalam menyusun kata-kata untuk ‘menjual’ Anda. Banyak orang berpikir, dengan memberikan pelayanan terbaik dan membuat produk yang keren, testimonial yang menggugah akan datang begitu saja. Sayangnya tidak begitu.

Demi menarik klien yang lebih banyak di masa depan, inilah lima tips untuk membuat testimonial dari klien Anda lebih mantap:


1. Gunakan Ucapan Langsung

Sejauh ini, belum ada hukum yang mengatur tentang tata cara mencomot testimonial - selama itu ditujukan untuk Anda, tentunya. Anda pun tidak diwajibkan untuk memasang testimonial dalam bentuk tulisan yang dikirimkan lewat email atau SMS. Terkadang, frase atau kalimat spontan yang diucapkan oleh klien Anda ketika merasa bahagia melihat produk atau kinerja Anda sangat natural, tulus dan unik, sehingga pantas sekali untuk dijadikan testimonial.


2. Jangan Hanya Terpaku pada Klien

Penghargaan testimonial tak harus diberikan oleh klien Anda. Jika memungkinkan, Anda bisa meminta orang dengan reputasi tinggi untuk memberikan pujian pada kinerja Anda, bisa juga dari rekan bisnis lain atau mentor Anda. Usahakan untuk tidak menganggap pujian dari keluarga atau sahabat karib sebagai testimonial agar tidak bias dan subjektif.


3. Hindari Bahasa yang Berlebihan

Seringkali, klien Anda memberikan testimonial yang terlalu berat dan membesar-besarkan. Tentu saja testimonial seperti ini sangat membosankan. Kata-kata yang tidak memiliki emosi dan tidak fokus dalam menghargai Anda terkadang bisa melunturkan kekaguman calon klien. Jika dirasa perlu, sederhanakan menjadi beberapa kata saja.


4. Jangan Menunda

Menerima testimonial yang 'kadaluarsa' dari klien Anda, nyatanya bisa membuat testimonial tersebut kehilangan esensinya. Usahakan segera meminta testimonial sesegera mungkin setelah proyek dari klien Anda tuntas.

Mengapa bisa begitu?

Ada dua alasan yang melatarbelakanginya. Pertama, klien Anda bisa jadi lupa akan reaksi menyenangkannya pada pelayanan atau produk Anda. Kedua, klien Anda akan cenderung mengarang testimonialnya daripada memberikan testimonial yang simpel dan jujur.

Setelah deadline Anda dari klien usai, jangan ragu untuk memberikan deadline pada klien Anda untuk segera mengirimkan testimonial.


5. Tidak Bertele-Tele

Tidak peduli sebahagia apa seseorang ketika bekerjasama dengan Anda, testimonial darinya harus tetap pendek. Apabila, Anda menerima testimonial yang terlalu berlebihan, cuil saja frase paling emosional dan kuat untuk meyakinkan orang lain bahwa Anda adalah orang yang mereka cari-cari. Intinya, simpelkan testimonial Anda agar terlihat lebih manis dan lebih fokus pada tujuan persuasif.


Sudah siapkah Anda untuk terlihat lebih memukau lewat testimonial?


Disadur dari
graphicdesignblender.com
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger