Teruntuk Freelancer yang Tak Memiliki Waktu untuk Keluarga Lagi
Bagi para orang tua, keseimbangan karir dengan keluarga adalah hal yang diidam-idamkan. Tak heran, saat ini pekerjaan sebagai freelancer semakin digemari.
Banyak dari kita yang memiliki keinginan untuk bekerja di rumah demi memiliki banyak waktu untuk dihabiskan dengan orang-orang yang kita cintai. Namun, bencana datang ketika waktu lowong tak lagi tersedia, padahal itulah yang menjadi alasan utama menjadi freelancer. Pada saat-saat tertentu, freelancer sering mendapati dirinya berada dalam belenggu pekerjaan yang semakin berat dan banyak, sehingga waktu dan perhatian bagi keluarga berkurang.
Bekerja sepanjang hari tentu tidak menyehatkan, tetapi bersantai dengan keluarga terus menerus juga merugikan. Freelancer yang beruntung adalah yang memiliki keseimbangan yang baik antara bekerja dan mengurus keluarga. Demi menjaga kesetaraan waktu untuk pekerjaan dan orang-orang yang Anda cintai dalam hidup Anda, simak beberapa tips di bawah ini:
1. Sediakan Jam dan Ruangan Kerja Khusus
Seringkali, euforia Anda terhadap pekerjaan terlalu berlebihan. Mungkin Anda menilai hal itu wajar saja, apalagi jika Anda adalah tulang punggung keluarga. Tetapi bila tujuan Anda memilih menjalani hidup sebagai freelancer agar porsi waktu Anda untuk keluarga semakin banyak, sudah saatnya untuk menghilangkan kebiasaan itu. Lebih baik tentukan durasi kerja Anda sendiri dan patuhilah. Cara ini paling tidak harus Anda lakukan saat beradaptasi dengan pola hidup sebagai freelancer.
Bekerja di dalam rumah bukan berarti Anda bebas gangguan, justru gangguan itu bisa berawal dari dalam rumah Anda sendiri. Apabila salah satu dari gangguan Anda berupa anak Anda sendiri – yang terkadang membuat Anda kesulitan untuk tidak melewatkan sedetik pun bersamanya, lebih baik bekerjalah pada ruangan khusus yang bebas dari ‘ancaman’ itu. Hal ini juga akan membantu Anda agar lebih fokus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang singkat dan menghabiskan waktu sisa untuk keluarga.
2. Efektiflah dalam Bekerja
Ada dua pilihan besar yang harus Anda jalani ketika memutuskan untuk terjun sebagai freelancer: bekerja sebanyak mungkin dengan upah yang lebih rendah atau sebaliknya.
Pilihan pertama sering dilakukan freelancer yang membutuhkan pengalaman, namun apabila Anda merasa jerih payah Anda perlu dihargai lebih karena kualitas, meminta upah yang lebih tinggi dirasa pantas.
Mengerjakan sebuah proyek dari klien ternama sekiranya masih lebih baik daripada memaksakan untuk menerima banyak proyek dari klien yang reputasinya belum terlalu menggaung di masyarakat. Dampaknya, kepercayaan klien Anda akan timbul dengan sendirinya setelah mengetahui Anda berhasil menangani tugas yang diberikan oleh klien yang disegani. Dengan pekerjaan yang lebih sedikit, Anda bisa memiliki banyak waktu, tenaga, dan ide untuk menonjolkan kualitas diri Anda.
3. Keluar Rumah
Jangan mentang-mentang Anda bekerja sebagai freelancer maka Anda tidak perlu menyapa dunia luar.
Di sela-sela waktu sibuk Anda, sempatkan untuk keluar rumah sekali-kali bersama keluarga. Selagi bisa, kunjungi tempat-tempat yang menyenangkan sekaligus bisa menjadi lumbung rezeki Anda di kemudian hari. Selain untuk proses relaksasi, aktivitas ini juga bisa Anda fungsikan untuk mempekuat dan memperluas koneksi dengan orang-orang di lingkar professional Anda.
Tiap kota tentu memiliki bisnis atau organisasi profit berskala lokal maupun nasional; mereka inilah yang bisa menjadi batu loncatan karir Anda. Sekedar melakukan pertemuan singkat untuk saling memahami kebutuhan masing-masing dan mempromosikan diri tidak ada salahnya. Pada akhir pertemuan, sempatkan untuk saling bertukar kartu nama, karena Anda tidak pernah tahu darimana rezeki akan datang.
4. Berani bilang ‘Tidak’
Selama Anda bekerja di rumah, akan ada dua pihak yang saling beroposisi, yaitu klien Anda dan keluarga Anda.
Menolak tawaran dari salah satu dari mereka bisa saja berdampak buruk, namun dalam beberapa kesempatan, mengatakan ‘tidak’ harus Anda lakukan demi menjaga keharmonisan antara Anda dengan klien atau Anda dengan keluarga. Misalnya, jangan ragu untuk menolak tawaran kerja dari klien ketika Anda sudah merencanakan momen penting untuk keluarga, pun Anda selayaknya menolak ajakan anak Anda untuk bermain ketika Anda sedang dikejar deadline.
Kuncinya adalah dengan membuat setiap detik yang Anda habiskan berkualitas. Ketika Anda berada di tengah keluarga, nikmatilah momen tersebut dan musnahkan topik pekerjaan dalam pikiran Anda. Begitu juga ketika Anda sedang menjalankan bisnis Anda, usahakan untuk sungguh-sungguh agar setiap detik yang Anda lewatkan tanpa keluarga menguntungkan dan berguna bagi Anda dan mereka.
5. Sering-Sering Melakukan Evaluasi
Setelah melakukan aktifitas a la freelancer, bagaimana keadaan Anda saat ini? Sudahkah Anda merasa cocok? Apakah cara seperti ini menguntungkan keluarga dan klien Anda?
Dalam selang waktu 6 sampai 12 bulan sekali, lakukan evaluasi pada kinerja Anda. apabila beberapa perubahan perlu dilakukan demi mencapai keseimbangan waktu untuk keluarga dan pekerjaan, jangan ragu untuk melakukannya, seperti ketika Anda merasa terganggu dengan suasana di rumah, Anda bisa menyewa kantor demi menunjang produktivitas Anda.
Sebagai orang yang bekerja dalam rumah, godaan terbesar para freelancer bisa jadi berada di dalam rumah itu sendiri. Interupsi keluarga memang tidak dapat dihindari, tetapi jangan khawatir, terkadang hal seperti itulah yang bisa menjadi bumbu, motivasi, bahkan juga sumber ide dalam hidup para freelancer.
Referensi:
graphicdesignblender.com
freelanceparents.co.uk
0 comments:
Post a Comment