Mau Jadi Jurnalis Media Sosial? Ini 5 Caranya
Di era internet yang berkembang pesat seperti sekarang, tentu kita semua ingin mendapatkan informasi secepat dan seakurat mungkin. Menjadi pelapor jalannya sebuah acara pun saat ini bisa dijadikan pekerjaan yang menyenangkan sekaligus menjanjikan.
Live report sudah bukan barang baru saat ini, entah itu melalui media televisi hingga internet. Pelakunya pun tidak hanya perusahaan atau lembaga yang kebetulan sedang menjalankan acaranya atau stasiun berita, pewarta pribadi pun tak mau ketinggalan untuk turut menyebarkan kabar pada seluruh dunia. Mungkin, ada yang memang dibayar, tetapi ada juga yang melakukannya secara sukarela untuk kepentingan personal branding atau iseng semata.
Nah, bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui etika melaporkan kejadian di media sosial, tidak ada salahnya untuk menyimak saran dari themuse.com berikut:
1. Berhati-hati dan Tunjukkan Respons Positif
Saat mencoba mengabarkan jalannya sebuah acara lewat media sosial, Anda harus berhati-hati dalam menuliskan kutipan dari pembicara atau narasumber. Jangan sampai Anda salah menerjemahkan atau menyampaikan apa yang disampaikan oleh yang bersangkutan. Bisa-bisa, urusan makin runyam karena yang bersangkutan merasa namanya telah Anda lecehkan.
Tak hanya menceritakan omongan orang, Anda juga bisa menyampaikan pikiran atau opini pribadi Anda tentang kegiatan yang sedang berlangsung. Hal yang perlu diingat ialah Anda sebaiknya tetap bernada positif, meskipun Anda tidak setuju dengan pendapat pembicara atau tidak suka dengan rangkaian acara yang disajikan.
2. Mainkan Hashtag Dengan Benar
Hashtag sangat penting untuk memudahkan user lain menelusuri perkembangan acara yang sedang berlangsung. Perhatikan hashtag resmi yang dipakai pada acara tersebut (jika ada), karena tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada saat Anda sudah melaporkan jalannya acara selama berjam-jam tetapi dengan menggunakan hashtag yang salah.
Mengulang beberapa tweet atau status yang sudah Anda unggah mungkin menjadi solusi yang paling tepat, tapi jelas, energi dan waktu Anda akan lebih terkuras.
3. Berinteraksi dengan User Lainnya Juga
Tentu saja Anda mencermati kata 'sosial' dalam media sosial, bukan? Nah, mengapa tidak Anda manfaatkan saja media sosial untuk berinteraksi?
Jangan ragu untuk saling bertegur sapa kepada pewarta lainnya, selama atau pasca acara. Anda juga bisa melanjutkan ngobrol secara offline. Selain bisa berjumpa dengan kawan seprofesi, barangkali Anda bisa terlibat dalam proyek baru yang lebih menantang bersama mereka.
4. Jangan Terlalu Larut di Media Sosial
Ingat, tujuan Anda berada di sana ialah untuk melaportkan jalannya acara, maka fokus utama harus tetap pada pembicara, narasumber, atau proses jalannya acara, bukan malah asyik sendiri bermain media sosial.
Cara membatasi diri Anda agar tidak terlalu terjerumus di media sosial saat mewartakan sebuah acara ialah dengan mengunggah sebuah foto atau status setiap dua hingga lima menit sekali. Namun, saat jumlah hadirin terlalu sedikit atau sangat terbatas, jauhkan gadget Anda sejenak dan fokuskan pandangan Anda ke depan. Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk menghormati pembicara atau penyelenggara acara. Nantinya, Anda bisa merangkum pendapat dan jalannya acara setelah acara usai.
Yang penting, Anda harus informatif dengan mengabarkan secara berkala, namun tidak terlalu berlebihan sehingga mengacuhkan orang di depan Anda.
5. Bersenang-senanglah
Terakhir, ingatlah bahwa media sosial adalah tempat yang sangat menyenangkan. Anda tidak perlu terlalu serius dan nikmati saja jalannya acara juga amanah yang sedang Anda emban itu.
Misalnya, saat Anda menemukan kelucuan yang spontan, seperti celetukan pembicara dan peserta seminar, jangan ragu untuk membagikannya lewat media sosial, meskipun status seminar tersebut resmi dan penting.
Semoga artikel di atas bisa membantu Anda dikala sedang bertugas atau berkeinginan meliput acara dan membagikannya lewat media sosial.
Image credit: businessinsider.com
0 comments:
Post a Comment