9 Alasan untuk Tidak Memacari Desainer Grafis
Ada banyak pertimbangan di balik ketertarikan Anda pada desainer grafis yang (mungkin) bisa membuat Anda mundur teratur menjauhi mereka.
Pada dasarnya, desainer grafis adalah manusia biasa, yang punya kelebihan dan kekurangan. Sayangnya, setumpuk kelebihan yang mereka miliki - dan sangat membantu mereka dalam berkarir itu - malah bisa melukai perasaan pasangan atau calon pasangan hidup mereka sendiri.
10 alasan yang dirangkum dari CreativeBloq.com dan yokedesign.com.au berikut mungkin bisa menjelaskan mengapa perilaku desainer grafis yang Anda suka atau cintai itu sangat aneh bagi Anda:
1. Menganalisa Semuanya
Saat sedang makan malam romantis, tidak semua desainer grafis bisa menikmati atmosfernya, apalagi kalau desain buku menu di restoran tersebut tidak beres, misalnya. Pemilihan typeface, stock photo, atau kerning yang tidak tepat penggunaannya dalam buku menu bisa merusak mood desainer grafis untuk menyantap makanan di depannya atau bahkan sekedar berbincang santai.
Tidak berhenti sampai di sana saja, kerap kali desainer memikirkan kira-kira modifikasi atau perubahan apa yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki kesalahan fatal itu.
Sebisanya, Anda jangan sampai menyalahkan desainer grafis karena terlalu perfeksionis dalam menilai sebuah desain, karena secara alamiah, memang sudah seperti itu karakter desainer grafis.
2. Mereka 'Selalu Benar'
Mungkin kalian sering mendengar peribahasa kolot ini: "benar dan salah itu urusan Tuhan".
Mulai sekarang Anda harus mulai merevisi peribahasa tersebut karena ternyata desainer grafis juga bisa membedakan mana yang benar dan salah, terutama saat menyoal elemen desain. Pekerjaan mendesain ulang sebuah ruangan dalam rumah dijamin akan dipenuhi oleh perdebatan seru soal warna yang dipilih, point of interest yang ditonjolkan, pencahayaan, dan sebagainya.
3. Tidak Memiliki Jam Kerja yang Pasti
Sabtu malam memang waktu yang pas untuk keluar dari rutinitas sejenak dan hang out bersama orang yang dicinta, sayangnya tidak semua desainer grafis bersedia ada di samping Anda pada saat itu.
Sejatinya, Anda tidak bisa melulu menyalahkan pola kerja desainer grafis, deadline yang kadang kala menyiksa adalah penghalang utama. Belum lagi saat harus bertemu dengan klien yang rewel. Anda pun pada akhirnya harus bisa merelakan untuk tidak menghabiskan waktu bersama desainer grafis Anda tercinta - yang juga pekerja keras sejati itu - di akhir pekan.
4. Berbicara Bahasa yang 'Berbeda'
Pembahasan desainer grafis biasanya hanya berkutat pada desain, aplikasi, dan teknologi. Gosip terbaru yang diikuti selalu perkembangannya oleh desainer grafis pun tidak jauh-jauh dari OS terbaru, gadget termutakhir, dan semacamnya.
Istilah-istilah yang muncul dari mulut desainer grafis mungkin terdengar asing bagi telinga Anda, namun sekali saja Anda memahai sebuah tema yang sedang ramai dibicarakan masyarakat global, Anda tidak akan pernah melihat orang yang lebih berapi-api dari desainer grafis saat mengungkapkan pandangannya.
5. (Terlalu) Perfeksionis
Kesempurnaan dalam desain menjadi pertimbangan utama seorang desainer saat membeli atau menggunakan sebuah barang.
"Desain yang sempurna akan bisa mengangkat derajat dan nilai guna sebuah barang," begitulah kira-kira pemikiran seorang desainer grafis.
Bahkan, bisa dibilang desainer lebih menitikberatkan penilaian konsep bentuk atau kemasan ketimbang fungsinya. Tak heran, banyak desainer grafis yang mempertanyakan mengapa ada orang yang mau membeli buku atau barang tertentu padahal desainnya hancur.
6. Juga (Terlalu) Kreatif
Semua hal yang normal seakan menjadi haram bagi desainer grafis. Selama bisa dikustomisasi hingga lebih indah dan tetap fungsional, mengapa masih mau memakai teknik dan pola yang tradisional?
Furnitur, yang padahal dilihat normal-normal saja bagi orang awam, sering menjadi sasaran kritik desainer grafis.
7. Gila Font
Bukan hanya sekedar sebagai media agar alfabet bisa terbaca, font sudah menjadi bagian dari identitas diri desainer grafis. Beberapa desainer memang terlalu memuja-muja font tertentu, sehingga ia cenderung memakai font tersebut di setiap desainnya. Maka dari itu, jangan kaget saat Anda akan diajak untuk menonton film dokumenter penciptaan Helvetica atau tentang tipografer terkenal.
Obsesi desainer grafis pada font memang hal yang lumrah. Mereka pun percaya bahwa font bisa menyelamatkan dunia!
Oh iya, untuk menghindari perdebatan tak berujung, ada baiknya Anda menyembunyikan dokumen atau blog Anda yang memakai font Comic Sans.
8. Rela Boros untuk Membeli Barang Keren
Rombongan action figure dan koleksi komik yang menumpuk di kamar desainer grafis adalah contoh sederhana bentuk konsumerisme yang dilakukan desainer grafis. Barang favorit desainer grafis pun terkadang cukup aneh dan sulit ditebak, ada banyak desainer grafis yang hobi mengumpulkan barang-barang, tetapi tak sedikit pula yang suka bergonta-ganti gadget.
Desainer grafis cenderung menghabiskan uangnya untuk barang yang mereka suka, tidak peduli seberapa dalam mereka akan merogoh kantong. Oleh sebab itu, mencari barang untuk desainer bukan perkara yang mudah.
9. Pakaian
Untuk soal mode berpakaian, desainer grafis dan orang yang mengaku hipster itu berbeda. Menyamakan desainer grafis dengan hipster pun tidak akan membuat mereka bangga.
After all, a lot of people would consider you quite lucky to be dating a designer, they are a creative, imaginative and driven bunch of people. They will buy you the best Christmas gifts, shoot all your holiday photos on a good-looking camera, and save you from choosing a horrible, horrible bedspread. Plus, you will never have to learn the difference between CSS and HTML, and don’t even think about dealing with code.
Meskipun poin-poin di atas membuat pandangan Anda soal desainer menjadi miring, Anda pasti tetap bisa bahagia dan merasa beruntung bisa mengenal dan dekat dengan desainer. Kreativitas dan ide yang tak berujung bisa membuat Anda menjadi orang paling bersyukur dalam hidup.
Anda hanya perlu bersabar dan mendukung, karena semua kerja keras desainer grafis kesayangan Anda akan kembali pada kebahagiaan Anda sendiri nantinya.
Image credit: affordablepsychicreadings.com
Waah Artikel yang menarik (y) Mari bekunjung kesini : http://www.vektorkades.com/2015/08/alasan-kenapa-memilih-pasangan-kencan.html , saya juga membahasnya loh :D :D
ReplyDelete