a

Monday, September 22, 2014

6 Cara Mengamankan Anak di Media Sosial



Mengamankan Anak dari Media Sosial

Media sosial, dunia yang secara kasat sangat menyenangkan itu, sudah berhasil menarik banyak anak kecil masuk ke dalamnya. Berbahayakah?

Resiko terkena dampak buruk dari dunia maya, terutama media sosial, memang cukup tinggi. Anak Anda harus berhadapan dengan bahayanya cyberbullying hingga aksi kriminal, seperti penculikan.

Namun, hal ini tentu tidak serta merta akan menghentikan mereka. Apalagi, media sosial juga memiliki dampak positif yang tak kalah banyak dari negatifnya. Kalau sudah begini, maka sudah menjadi kewajiban Anda untuk mengamankan mereka dari ganasnya ancaman media sosial.

Bagi kebanyakan orang tua, mungkin mengontrol anak-anak di media sosial menjadi hal yang cukup menantang. Selain karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi saat ini, ketidakpahaman orang tua akan media sosial itu sendiri menjadi batu penghalang yang sulit untuk dihancurkan.

Namun sebelum semuanya terlambat, simaklah enam cara bagi orang tua untuk mengamankan anak dari media sosial yang menyesatkan dari Amy Morin, seperti yang sudah dirangkum oleh salah satu situs pemerhati media sosial terbesar di dunia, Mashable, berikut ini:


1. Edukasi Diri Anda Soal Media Sosial

Betul, bagaimana Anda bisa mengarahkan buah hati Anda kalau Anda sendiri tidak tahu mau mengarahkan mereka ke mana?

Maka dari itu, luangkan sedikit waktu dari kesibukan Anda untuk mengamati dan mempelajari beragam media sosial yang akrab dengan anak Anda. Dengan meramahkan diri seperti ini, Anda bisa mengetahui dengan sendirinya di mana kelebihan dan kekurangan setiap platform, mengingat sebenarnya resiko yang dimiliki tiap platform berbeda-beda.


2. Lakukan Pembatasan Berdasarkan Umur

Apabila Anda melarang anak Anda menggunakan media sosial karena umur mereka masih di bawah 17 tahun, berhati-hatilah, mereka bisa saja sudah membuat akun pribadi secara diam-diam.

Solusi yang tepat untuk hal ini adalah dengan mengomunikasikan baik-baik batasan umur minimal yang diperbolehkan untuk terdaftar sebagai pengguna media sosial aktif. Terangkan pula bahwa penggunaan media sosial membutuhkan sebuah proses berpikir matang karena bisa saja merugikan banyak pihak apabila digunakan sembarangan.

Umumnya, 13 tahun menjadi standar umur minimal pengguna media sosial, namun Anda lah yang pantas menilai sendiri apakah anak Anda sudah siap bertanggungjawab atas dirinya sendiri di media sosial pada umur tersebut atau belum.


3. Komunikasikan pada Anak Anda

Anak memang harus mulai mengetahui konsekuensi dari setiap pilihan dan aktivitas yang mereka jalani, termasuk di media sosial. Mereka cenderung meremehkan dampak kehadiran dan penggunaan mereka di dunia maya.

Amy menyarankan agar orang tua memberikan pengertian bagaimana gambar, komentar, dan interaksi yang dilakukan di media sosial bisa membawa bencana. Posisikan diri Anda selalu dekat pada anak Anda agar saat mereka memiliki pertanyaan atau membutuhkan bantuan, Anda ada untuk mereka.

Dengan mengedukasi mereka akan bahayanya media sosial, mereka mungkin akan berpikir dua kali sebelum mengunggah foto atau komentar di media sosial.


4. Posisikan Laptop atau Komputer di Ruang yang Ramai

Daripada membiarkan anak Anda mengakses laptop atau komputer di ruangannya sendiri, lebih baik letakkan di ruangan dalam rumah yang lebih netral dan terbuka. Dengan cara ini, Anda bisa lebih mudah memantau apa yang anak Anda lakukan di media sosial dan internet secara umum.

Menurut Amy, saat Anda bisa mengintip aktivitas mereka kapan saja, anak-anak akan cenderung takut dan khawatir untuk melakukan kegiatan yang tidak selayaknya dilakukan.


5. Buat Aturan

Ketika ada peraturan dan ketentuan yang mengontrol anak dari kebiasaannya menjelajah media sosial, Anda harus mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, tentu, akan sangat menenangkan Anda, tetapi dampak buruk akan adanya kekang ini juga perlu Anda waspadai. Bisa-bisa, anak Anda semakin liar karena terlalu dilarang.

Anda bisa memulai membuat aturan yang menguntungkan bagi Anda dan si anak tetapi juga tidak merugikan, seperti mengatur berapa lama sewajarnya anak Anda berinteraksi di media sosial dan pukul berapa mereka boleh untuk 'beraksi' setiap harinya.


6. Periksa Juga Pengaturan Privat 

Mengingat media sosial rajin sekali memperbarui dan merubah fitur dari situs dan aplikasi mereka, ada baiknya jika Anda rajin memeriksa pengaturan privat (privacy setting) yang dipakai oleh anak Anda. Pengaturan privat ini umumnya meliputi konten yang mereka unggah dan dengan siapa mereka menjalin hubungan.

Namun, perlu Anda ingat juga, anak Anda pasti akan merasa terlalu diawasi oleh campur tangan Anda di media sosial mereka. Beberapa memilih berpindah-pindah platform atau rajin bergonta-ganti akun karena merasa ruang mereka sudah Anda rebut. Komunikasikan hal ini dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.


Image credit: fastcompany.com
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger