a

Wednesday, August 6, 2014

Kesalahan Desainer dalam Berkomunikasi



Kesalahan Desainer dalam Berkomunikasi di Dunia Maya


Bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan klien menjadi faktor utama untuk menentukan gol atau tidaknya proses negosiasi yang Anda jalani.

Mau tidak mau, ketika Anda bekerja sebagai desainer, kemampuan lain seperti berkomunikasi juga harus Anda kuasai. Tak jarang, ketika Anda mampu mengalirkan alur komunikasi dengan baik, pembicaraan dengan klien yang awalnya alot dan kaku bisa berbalik menjadi lebih luwes dan santai. Pentingnya berkomunikasi dengan klien - selain melancarkan proyek - ternyata juga untuk mempertegas kesan kita sebagai desainer profesional dan mempererat silaturahmi.

Masih untung jika Anda bisa bertatap muka langsung dengan klien, karena setidaknya Anda bisa mengamati ekspresi dan gestur lawan bicara dibalik kata-kata yang diucapkannya. Yang seringkali menimbulkan masalah adalah ketika komunikasi harus terjadi di dunia maya, di mana Anda dan klien Anda memiliki batasan komunikasi yang bisa berakibat fatal pada kegagalan menangkap maksud atau menyinggung perasaan satu atau dua belah pihak.

Lalu, adakah tips untuk mengantisipasi kesalahan dalam berkomunikasi tanpa bertatap muka? Simak tips dari David Tendrich berikut:


1. Lewat Telepon

Sebagian besar orang menyambut panggilan yang masuk di telepon genggam atau kantornya dengan frase standar:

"Halo." atau "Selamat pagi/siang/malam."

Kalau Anda ingin merasa terpandang sebagai pekerja kreatif di dunia bisnis, asumsikan semua telepon masuk adalah kepentingan bisnis dan membawa rezeki Anda. Posisikan diri Anda sebagai 'perusahaan', bukan sebagai 'seseorang', karena hal itu dapat membuat Anda tampil profesional.

Lebih baik, ucapkan frasa yang lebih menggugah antusias lawan bicara Anda, seperti:

"Studio Desain *blabala*. Ada yang bisa saya bantu?"

Anda juga perlu memperhatikan nada bicara Anda. Berusahalah untuk lebih tenang, bersahabat, serius, atau emosi apapun yang merepresentasikan Anda atau studio desain Anda dengan tepat. Sebaliknya, jangan malah menunjukkan emosi negatif atau kelelahan yang sedang melanda Anda.


2. Lewat Email

Ketika klien ingin menghubungi Anda lewat email, biasanya mereka menginginkan sesuatu yang lebih formal. Beberapa kesalahan mendasar yang sering dilakukan desainer atau studio desain adalah:

--> Tidak memulai surat dengan salam atau sapaan simpel, seperti: "halo" atau "apa kabar?"
--> Tidak menjawab pertanyaan yang diajukan klien dengan baik.
--> Tidak menunjukkan keramahan, malah terkesan sedang terganggu atau terusik.

Misalnya, ketika Anda mendapatkan email dari calon klien seperti ini:

"Hai.

Saya tertarik dengan portofolio dan hasil kerja Anda. Bisakah Anda membantu saya untuk melakukan rebranding perusahaan saya? Dan berapa biaya yang kira-kira saya butuhkan?

Salam.

Budi
P.T. Maju Mundur"


Anda memang bisa menjawab dengan langsung menyebutkan nominal angka yang Anda inginkan, tapi tetaplah berusaha sopan dan mengesankan keterbukaan dalam menjalin hubungan baik.


"Halo, Budi,

Terima kasih telah menghubungi studio desain kami.

Untuk masalah harga, kami bisa fleksibel karena harus menyesuaikan dengan apa saja kebutuhan yang Anda minta. Apakah Anda memiliki waktu luang malam ini? Mungkin kita bisa sedikit ngobrol soal apa yang Anda cari dan apa yang bisa saya bantu.

Terima kasih.

Studio Desain *blabla*"


Meskipun hanya sebatas basa-basi sederhana, email balasan tersebut dapat mengesankan beberapa hal positif, diantaranya: Anda senang sudah dihubungi, Anda ingin berdialog lebih dekat, dan Anda peduli pada klien Anda.

Intinya, berusahalah untuk tetap menarik sebagai pribadi yang profesional dan menyenangkan dengan cara melakukan komunikasi yang tulus.



Image credit: legalvoice.org.uk
  • Blogger Comment
  • Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 Orkha Creative All Right Reserved
Designed by CBTblogger