Wajahmu Pengamanmu
Masih mempercayai PIN atau lock-pattern sebagai pengaman terbaik bagi smartphone Anda? Ah, itu kuno.
Baru-baru ini, sebuah riset - yang diterbitkan dalam jurnal PeerJ dari University of York - memberikan dimensi baru tentang betapa jadulnya metode pengamanan yang selama ini kita semua lakukan. Riset tersebut menyarankan pada kita untuk mulai memakai wajah sebagai 'gembok' untuk smartphone kita masing-masing.
David Garner dan Rob Jenkins, sang peneliti, berpendapat bahwa PIN atau lock pattern memiliki tingkat sekuritas yang sangat rendah. Sandi yang kita buat tersebut seringkali terlalu sederhana, sehingga mudah untuk dibobol, atau bisa saja terlalu rumit, akhirnya sulit untuk kita ingat sendiri.
Temuan dari riset tersebut melahirkan sebuah sistem keamanan terbaru yang lebih terpercaya, bernama Facelock. Cara kerja Facelock sebenarnya sederhana saja; sistem ini bertumpu pada kekuatan psikologis manusia dalam mengingat dan mengenali wajah. Proses log in ke smartphone yang sudah dilengkapi dengan Facelock visualisasinya akan seperti ini: beberapa potret wajah seseorang akan muncul di layar, kemudian user akan memilih wajah yang paling familiar bagi mereka untuk memperoleh akses penuh pada smartphone tersebut.
Sesederhana itu kah?
Memang benar, tetapi sistem ini dipercaya sulit untuk diterobos.
Penyebabnya adalah, secara alamiah, manusia memiliki memori visual yang kuat. Developer sistem ini mengatakan bahwa memilih wajah yang familiar dengan si user di antara sekumpulan wajah lainnya akan mudah saja, namun tidak bagi orang lain. Hanya pemilik smartphone itu yang mengetahui wajah mana yang mereka kenali. Apalagi kita lebih mudah mengingat wajah daripada password.
Ingat momen di mana Anda mengenali teman lama Anda tetapi tidak menyapa atau memanggilnya karena lupa namanya? Kelemahan manusia seperti inilah yang sedang dieksploitasi oleh Facelock.
Facelock memang masih perlu untuk lebih disempurnakan lagi, tetapi tidak ada salahnya jika berandai-andai smartphone kita akan dilengkapi sistem keren ini di kemudian hari.
Image credit: fastcompany.net
0 comments:
Post a Comment